0

bagaimana seharusnya kita memandang dosa??

Assalamu’alaikuum Wr. Wb.

Apa kabar semuanya?? Semoga sehat selalu yaa. Amiin J

Hari ini hari Minggu, cuaca yang sangat cerah J gak panas, juga gak mendung . hehe .. Mungkin cuaca seperti ini yang banyak disukai teman-teman. Angin sepoi-sepoi juga asyik berhembus, menemaniku mengetik tulisan ini di komputer tercinta J

Oke, tadi pagi saya diajak adek ke pengajian rutin Ahad Pagi Masjid Darussalam. Heem, sebenernya udah dari dulu saya pngen kesini, tapi mau dikata apa, orang saya juga pulang kampung biasanya klo Minggu. 

Hehe. Jadilah, hari ini kesempatan emas saya untuk bisa datang di pengajian ini.

Pembicaranya seorang ustadz muda dan ganteng dari Bojonegoro. Hihi J Aah, dari wajahnya saja sudah menyejukkan. Seperti biasa, aura ustadz yang buat saya selalu meleleh. Pengen taubatan nasuha biar bisa seperti beliau-beliau J hehe. Dalam ceramahnya, beliau menuturkan kepada kita mengenai manajemen hati J kurang lebih seperti itulah, bagaimana mengolah hati kita biar dapat membedakan mana jalan yang lurus, mana yang belok-belok :D mana jalan yang benar-benar lurus, mana jalan yang hanya terlihat lurus namun sebenarnya berbelok-belok *halah, ngawur.com J*

Iya. Pokoknya beliau bertutur sana sini, dan di tengah-tengah pembicaraan, saya dapat menangkap sesuatu yang bikin ngiler, hihihi. Ternyata beliau lulusan dari Al Azhar looh. Mesir gituuu J Aaaaaaaaah, amboinya meeen !! Pantes aja dari tadi saya heran, kok bahasa Inggris dan Arabnya pinter banget gitu. Ngajinya malaah..!! Hihihihi bukan hanya bahasa Inggris dan Arabnya aja yang pinter, biar ceramahnya mengena pada jamaah masjid yang kebanyakan ibu-ibu dan bapak-bapak, beliau, Si Pak ustadz pun mengeluarkan jurus bahasa karma inggil asli Jawa Bojonegoro yang bikin tambah ngiler. Halaaah J . *ini niat dengerin ceramah atau ato mantengin pak ustadznya J* hehehe

Okeoke, back to the main topic, dalam pembicarannya, beliau mengutip kata-kata ini :

Ibnu Mas’ud berkata,
((Sesungguhnya seorang mukmin memandang dosa-dosanya seakan-akan ia sedang duduk di bawah gunung dan ia takut gunung tersebut jatuh menimpanya[3]. Dan seorang fajir memandang dosa-dosanya seperti seekor lalat[4] yang lewat di hidungnya lalu ia berkata demikian (mengipaskan tangannya di atas hidungnya[5]) untuk mengusir lalat tersebut))


Dan inilah, yang bikin saya jreng jreng jreeeeng :D hehe. Iya, jadi bercermin pada diri sendiri, seperti apa saya memandang dosa-dosa saya J Berpandang-pandangan dengan adek saya *adek kos tepatnya*. Termasuk mukmin atau fajir-kah saya? Aah, insyaAllah nggak kok J Kita harus selalu berusaha untuk meningkatkan iman kita. Hehehe. Jadi teman-teman, pandanglah dosa kalian seakan-akan sebuah gunung yang siap menghantam kepala ataupun tubuh kita, karena saya yakin tidak ada kan diantara kalian yang ingin gisebut fajir ?? hehehe. Jadi semangat ya teman-teman, terusslah berinstropeksi pada diri sendiri. Bercermin, dan renungkan langkah selanjutnya untuk selalu meningkatkan keimanan kita pada Allah SWT. Semoga Allah SWT selalu menuntun jalan kita, mempermudah jalan kita, dan meridhai jalan kita. Aamiin…

Wassalaam … J

**inyem

0 comments:

Post a Comment

Back to Top